Jape Methe

Apurie's Blog

Bajuku dulu tak begini, tapi kini tak cukup lagi

Hasil pertarungan di ‘ajang’ Ujian Nasional telah memasuki babak pengumuman. Seperti telah diprediksi sebelumnya tangis dan tawa mewarnai saat-saat pengumuman hasil Ujian Nasional. Dibandingkan dengan UN tahun sebelumnya, hasil ujian tahun ini lebih buruk dari tahun lalu bila dilihat dari prosentase secara umum.

Lihat saja di beberapa daerah, ketidaklulusan siswa masih banyak terjadi. bahkan di daerah Sulawesi sejumlah 4 sekolahan mempunyai prosentase kelulusan sampai dengan 0%, itu artinya tidak ada yang lulus UN.

Ada apa dengan sistem pendidikan Nasional kita? Jangankan siswa yang kurang menonjol, bahkan juara kelas pun divonis tak lulus di Ujian Nasional. Sang juara pun tumbang. Tentu ketidaklulusan ini disebabkan banyak faktor, tak melulu soal sistem, sistem dan sistem.

Saya bersyukur, saat masa saya sekolah dulu tak sebegitu rumit dipusingkan dengan tekanan psikologis.Pun tidak pakai acara ‘membatik’ seragam dan konvoi kendaraan dengan ugal-ugalan.

Selamat buat yang lulus….!!!


 do        re         mi         fa         sol        mi         do
1 . 2 3 4 | 5 . 3 1 . | 6 . i 7 6 | 5 . . 0 |

Kartini identik dengan emansipasi kaum wanita, perjuangannya menginspirasi banyak wanita untuk berjuang demi kehidupan yang lebih baik. Kartini yang hidup di jamannya penuh dengan tekanan sosial di mana kaum wanita identik dengan urusan sumur, dapur dan sumur. Tak boleh lebih.


Tapi itu dulu, andai saja di jaman sekarang banyak kaum wanita yang mempunyai semangat juang seperti Kartini, mungkin saja tak ada wanita-wanita yang menjadi korban KDRT, ataupun yang putus pendidikan.



Kartini jaman sekarang tentu tak bisa dibandingkan dengan Kartini jamannya Kartini. Bila dahulu Kartini berjuang untuk sebuah emansipasi, Kartini jaman sekarang justru kebablasan mengartikan sebuah makna ‘emansipasi wanita’. Kartini sekarang telah modern menjadi Kartini gaul. Kartini sekarang telah update status.


Di era sekarang ini ada aja tingkah laku pengguna teknologi, salah satunya si alay. Meskipun banyak pengertian tentang alay, namun alay di sini adalah istilah untuk penggunaan kalimat menggunakan singkatan, kombinasi huruf kecil, huruf kapital, angka serta simbol. Entah dari mana metode alay ini bermula, yang jelas sudah biasa dipakai di kebanyakan remaja untuk menulis di SMS maupun update status di Facebook, Twetter maupun di situs jejaring sosial lainnya.

Banyak alasan mengapa ‘mereka’ menjadi si alay, mulai dari iseng, ikut-ikutan hingga biar dianggap gaul. Apapun itu penulisan metode alay tetap membingungkan dan merepotkan.

Alay? Lebay…!!!!

4L4y(gambar dari KaltimPost)

Y4n6 in1 j4n64n dibac4, 1n1 cUm4 c0ntoh penulis4n 64y4 4Lay. k4lAu b4c4 5Ms y4n6 b3g1N14n j4d1 pu51n6 b4c4nya, m3nD1ng4n g4 U54h d1bac4. d0N't try th15 At h0M3

Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home