Ke Kafe Gak Harus Suka Ngopi

Ke Kafe Gak Harus Suka Ngopi

"Jalan, yuk"
"Ke mana?"
"Ngopi-ngopi di kafe"
"gak doyan kopi eh"

#gagalpaham

Kopi dan kehidupan sosial, jika dihubung-hubungkan ada relevansi di antara keduanya. Kopi dapat membangun hubungan sosial atau bahkan menciptakan hubungan sosial yang baru. Aktivitas ngopi menjadi 'kambing hitam' untuk sekadar hangout bareng teman.

Tren ngopi di kafe pernah menjadi andalan bagi sebagian masyarakat Samarinda terutama para remajanya yang doyan nongkrong dan bergaul. Indikatornya adalah jumlah kafe yang hadir bak jamur di musim penghujan, di sepanjang jalan Juanda misalnya terdapat berbagai macam tongkrongan ala kafe dengan berbagai konsep dan fasilitas andalannya. Itu dulu.

Pada akhirnya kafe-kafe tersebut perlahan rontok dan menyisakan beberapa yang mampu bertahan. Mungkin mereka lelah menghadapi persaingan :)

Kafe-kafe waralaba pun mulai hadir dengan dukungan modal yang mumpuni hingga mampu hadir di pusat perbelanjaan seperti mal. Double Dipps Samarinda  sebagai contohnya, hadir di pusat perbelanjaan Samarinda Square yang terafiliasi waralaba Double Dipps.

DD_logo

Hadir di medio Maret 2014, Double Dipps memiliki konsep kafe yang standar dan terkesan biasa saja. Persaingan bisnis kafe membuat manajemen mengubah konsep interior 6 bulan kemudian untuk membuat pengunjung kafe merasa betah dan homey.

Memasuki area kafe ini pengunjung akan diberikan pilihan suasana, indoor atau outdoor.

Outdoor

Bagi perokok disarankan memilih outdoor, tentu saja! Paduan rokok dan kopi akan terasa serasi bagaikan sepatu, tak bisa bersatu tapi selalu bersama *halah. Kalau pas musim pertandingan bola, nobar di sini juga bisa. Nongkrong, ngopi, dan bola. Laki banget!

Indoor

Indoor-2

Kali pertama memasuki Double Dipps, saya menemukan suasana Amerika retro dari interiornya. Meja dan sofa empuk yang terbuat dari kayu palet membangun aksen tersebut. Tak ketinggalan poster-poster dengan font retro menambah dan memperkuat konsepnya.

Walau berada di area pusat perbelanjaan, namun jam operasional Double Dipps tidak tergantung pada jam buka mal pada umumnya. So, buat yang masih mau nongkrong sampe malam ya bolah-boleh saja. Ditambah lagi dengan fasilitas free WiFi bakalan semakin betah. Jika pun kamu menunggu teman yang mau gabung koleksi buku di book corner bakal menemanimu sembari menikmati alunan musik jazz, pop dan classic rock dengan konsep live performance pada hari-hari tertentu.

Soal harga bisa dibilang standar dengan menu yang…..beraneka macam. Bagi penggemar kopi, cobalah Italian Coffee atau American Coffee yang memiliki aroma dan rasa yang khas. Satu teguk kopi ini bisa bikin melek semaleman, dua teguk bisa melek dua malem. Percaya? kebangetan! mana ada minum kopi seteguk bisa melek semaleman.. :)

Buat yang bukan penikmat kopi, flavoured coffee sudah cukup bersahabat dengan varian rasa yang bermacam-macam. Cocok buat saya yang bukan penikmat kopi, sekadar pengonsumsi seteguk dua teguk kemudian melek semaleman. Nah, yang ini (agak) serius. Kalau pas dapet kopi yang aneh, biasanya timbul 2 efek samping. Melek dan pusing. Syukur deh mereka punya flavoured coffee yang ga bikin pusing.

Kopi Naga

Hal yang perlu diingat adalah kandungan kafein dalam kopi akan meningkatkan produksi air seni karena sifat diuretiknya. Nah, sayangnya buat kamu yang kebelet ke toilet harus sedikit berjuang ya menuju toilet yang berada di luar area kafe yang jaraknya sekitar 30-40 langkah dari tempat dudukmu.

Mau tahu gimana proses peracikan kopi pesananmu yg bergambar naga? Intip aja langsung di pantry-nya. Temen-temen blogger Samarinda yang ikutan kopdar di sini kemarin berkesempatan ngintip proses peracikan kopi dari biji kopi hingga siap disajikan dalam secangkir kopi.

Alunan musik jazz, blues, dan pop akan menjadi backsound kala bercengkrama dengan rekan sambil menikmati secangkir kopi (baca : ngafe).

Nah zaman sekarang mah ga perlu jadi penikmat kopi untuk sekadar ngafe.

(bayar postingan hutang di bulan Desember 2014. Iya, tahun kemarin! gara-gara Hiatus jadinya lama ga ngeblog)

5 comments:

  1. Kafe memang identik dengan kopi. Tapi, tentu saja, tak jarang kafe yang menawarkan aneka jenis minuman yang lain.

    ReplyDelete
  2. ngafe.. sudah hilang kali yah kebiasaan itu kalo dah jadi ibu rumah tangga kayak ane..
    Samarinda makin hari makin ramai memang cafe yah..

    ReplyDelete
  3. pdhl di deket rumah ada double dipps, tp blum pernah nyobain... asyik kayanya...

    ReplyDelete
  4. setuju juga..cafe memang tidak identik dengan kopi
    namun kedai kopi tetap tempatnya orang ngopi..hihihi

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya..

Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home