Musim penghujan masih berlangsung, bagi pengendara roda dua hendaknya waspada bila berkendara di tengah guyuran hujan. Berikut tips-nya :
- Pakai pelindung hujan (jas hujan), berkendara dengan kondisi badan basah dapat mengurangi konsentrasi dan membuat terburu-buru, memacu kendaraan lebih cepat yang justru akan membahayakan pengendara.
- Pilih jas hujan yang aman, jas hujan model setelan baju-celana lebih direkomendasikan. Namun bila menggunakan jas hujan model Batman pastikan tidak menutupi lampu depan, lampu sein atau lampu rem. Pastikan juga bagian belakang jas tidak melambai dan menutupi pandangan belakang di kaca spion.
- Jaga jarak dan kecepatan, kondisi jalanan basah akan membuat kemampuan cengkraman ban berkurang yang mengakibatkan risiko selip menjadi lebih besar. Selain itu saat hujan proses pengereman juga akan membutuhkan jarak yang lebih jauh, untuk itu pastikan jarak aman saat berkendara di bawah guyuran hujan.
- Light On, nyalakan lampu utama agar posisi kendaraan mudah terlihat oleh pengandara lain.
- Hormati pengendara lain terutama saat melintas di genangan air. Kurangi kecepatan saat melintas di genangan air, cipratan air akan mengena ke pengendara lainnya baik yang berlawanan arah atau searah dengan kita.
- Jangan mengangkat kaki naik ke blok mesin atau sejenisnya, posisikan kaki tetap di pedal rem dan persneling agar tidak kehilangan reflek/respon ketika akan melakukan pengereman mendadak.
- Jangan memaksakan diri menembus lebatnya hujan jika tidak memungkinkan terlebih bila hujan disertai angin kencang. Hujan lebat akan membuat jarak pandang berkurang dan angin akan membahayakan pengendara saat angin datang secara tiba-tiba dari samping. Untuk itu luangkan waktu sejenak untuk berteduh menunggu intensitas hujan berkurang.
Tips asli dari yang punya blog, semoga bermanfaat.
Ketika banyak orang yang ingin berhenti merokok, kenapa saya harus memulai? |
Pro dan Kontra soal rokok haram belum berakhir dan seolah tak berujung. Ya, benda sepanjang sembilan senti itu ternyata punya cerita panjang, bahkan tembakau pernah menjadi mata uang tak resmi.

Mendengar kata Medical Check-Up (MCU) tentu tak lepas dari dunia kesehatan. MCU diperlukan untuk mengetahui kondisi oragan-organ tubuh seperti jantung, hati, lever dan sebagainya. Namun kebanyakan orang memilih untuk tidak melakukan MCU dikarenakan rasa takut terungkapnya beberapa penyakit.
Namun, sesungguhnya melakukan MCU justru akan membantu kita dalam menjaga kondisi kesehatan secara keseluruhan. Bila ada kelainan hasil pemeriksaan, dokter akan memberikan saran-saran yang harus dilakukan untuk mencapai nilai yang sesuai dengan standar kesehatan. Misalnya bila ada nilai kolestrol yang melebihi, untuk ke depannya kita bisa mengontrol pola makan kita agar kadar kolestrol menjadi normal. Singkat cerita, MCU diperlukan untuk mengontrol gejala-gejala penyakit yang mungkin akan timbul.
Kendala dalam melakukan MCU adalah soal biaya yang tidak murah, untuk General MCU (MCU total) diperlukan biaya mencapai Rp. 1.500.000. Untungnya pasien dapat melakukan MCU secara parsial berdasarkan item-item tertentu yang diinginkan. Untuk cek darah (glukosa, LED, kolestrol, dsb) serta urine dan Rontgen saya mengeluarkan biaya sekitar Rp. 500.000. Kabar gembiranya adalah biaya ini merupakan bagian dari tunjangan kesehatan dari perusahaan.
Nah, bagi mereka yang mendapatkan fasilitas kesehatan dari tempat bekerja, ada baiknya memanfaatkan fasilitas tersebut. Mumpung gratis, toh kalau tidak digunakan malah hangus (tidak bisa diuangkan)
Permasalahannya adalah ketika tidak memiliki fasilitas tunjangan kesehatan seperti di atas. Ya..jaga pola makan dan pola hidup yang sehat.