Bebas itu nyata, seperti itulah tagline sebuah provider telekomunikasi dalam sebuah iklan yang katanya, “Jadi orang gede itu menyenangkan, tapi susah dijalani”.

Sudah kira-kira lebih dari 2 tahun saya menggunakan Telkomsel Flash untuk akses internet rumahan mulai dari pascabayar corporate hingga pra bayar. Mulai dari Rp220.000/bulan dengan kuota 2GB hingga Rp100.000/30 hari dengan kuota 3,6GB. Agak mahal memang, apalagi Flash corporate yang waktu itu memberikan kuota yang lebih dari cukup.

Tapi kuota 2GB pun sekarang dirasa kurang, ditambah dengan aktivitas data yang semakin meningkat sampai mendapat rekomendasi dari teman untuk menggunakan kartu internat 5GB dari Three. Bagus? So far so good dengan sinyal di lingkungan yang mendukung.

Jadi bebas itu nyata? Katanya begitu sih! :)

Provider	Tahun	Kuota	Harga	Masa Aktif
Flash Corporate	2011	2 GB	Rp220.000	30 hari
Flash prabayar	2012	1,25 GB	Rp50.000	30 hari
Flash Prabayar	2012	3,6 GB	Rp100.000	30 hari
Tri AON	2013	5,3 GB	Rp50.000	12 bulan

(Harga pengecer Tri AON 5GB bervariasi antara Rp45.000 – Rp60.000, entah kenapa bisa murah padahal harga banderolnya di atas Rp100.000)

Online shopping atau berbelanja secara daring menjadi tren seiring dengan kemajuan perkembangan teknologi beserta perangkatnya. Permintaan yang meningkat, kebutuhan yang semakin banyak, waktu yang dirasa sempit serta kemudahan yang ditawarkan menjadi formula tepat bagi berkembangnya online shop ini.

(gambar : iconarchive.com)

Duduk, pilih, bayar dan tunggu merupakan konsep online shop pada umumnya. Produknya pun beragam mulai dari kebutuhan tersier, sekunder hingga kebutuhan primer seperti sembako dan sejenisnya.

Tidak sedikit teman yang memiliki online shop aktif dengan berbagai ragam jenis sebagai bisnis sambilan. Marketing dan networking merupakan kunci berkembangnya online shop.
Ini zamannya digital, yang memberikan kemudahan dengan sentuhan jari. Sepertinya seru bila memiliki toko daring pribadi.

Tertarik? Sebaiknya sambil belajar sistem dan manajemenya sambil jalan, siapa tahu nantinya bisa sebesar Zalora. :)

Di tenda pendaftaran dalam sebuah acara,

"Maaf mas, yang ini formulir untuk media"
"Untuk yang umum di meja sebelah"
"Oh iya kah? Saya dari media juga mbak"
"Dari media mana mas?"
"Media sosial, mbak"
"$^@?&¥%+÷>}□$"

Akses internet bukan menjadi barang mewah pada era teknologi seperti sekarang ini. Akses internet bisa didapat melalui modem USB yang portable. Namun apa jadinya bila akses internet terkendala oleh sinyal yang empot-empotan?

Kuat tidaknya sinyal tergantung dari beberapa faktor seperti letak geografis, jaringan provider, kemampuan modem, penghalang sinyal sepeti bangunan tinggi dan lainnya.

Nah, pengalaman saya di rumah mendapatkan sinyal yang naik-turun dengan letak geografis yang di tengah kota, padahal sebelumnya sinyalnya stabil. Mungkin karena bangunan baru bertingkat di depan rumah yang menjadi penghalang sehingga sering hanya dapat jaringan EDGE, GSM dan bahkan cuma dapat GPRS.

Layanan jejaring sosial berbasis lokasi, Foursquare bukan barang baru di negeri ini, karenanya banyak penguna tak hanya sekedar update status, tapi memberitahukan kepada teman posisi kita pada saat update status.



Di Foursquare terdapat Badge (lencana) yang bisa didapatkan ketika check-in di tempat tertentu dan lokasi tertentu baik di dalam maupun di luar negeri. Faktor koleksi badge inilah yang mendorong banyak pengguna melakukan aktifitas check-in palsu di tempat-tempat yang berpotensi mendapatkan badge. Ya, untuk melakukan check-in memang tak perlu berada di tempat sebenarnya. Cukup cari venue yang diinginkan lalu lakukan check-in. Kini teman-teman Anda tahu Anda sedang check-in di Singapore.

Galau, sebuah kata yang sedang banyak  dibicarakan terutama oleh para remaja dan abegeh. Apa itu #galau dan apa ciri-ciri mereka yang sedang #galau di dunia maya? Simak yang berikut :

 

 

ga·lau a, ber·ga·lau a sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran); ke·ga·lau·an n sifat (keadaan hal) galau

Ciri-ciri penderita galau :

1. Resah dan Mengeluh
   Inti dari status di social media adalah keluhan pribadinya tentang kehidupannya sehari-hari, biasanya dipengaruhi oleh mood yang sedang buruk.
2. Self-Centered
   Semua pembicaraannya lebih banyak tentang dia, dia dan dia. Memuji diri sendiri yang berlebihan.
3. Membiarkan masalah pribadi diumbar ke publik
   Yang seperti ini lama-lama bikin ill feel dan risih celakanya kalau sampai menyebut nama
4. Membuat banyak status dalam waktu singkat
   Saking aktifnya di dunia maya, dia bisa update status dalam hitungan menit untuk menunjukkan betapa eksisnya dia dan betapa dia butuh teman curhat.
5. Aktif di banyak social media
   Facebook saja tidak cukup, dia akan membuat akun di Twitter, Plurk, Yahoo atau sejenisnya, pokoknya yang bisa buat update status untuk mengabarkan ke dunia tentang perasaannya. Biar ga repot, biasanya dia menggunakan sistem feed dimana cukup update status dari satu social media dan secara otomatis akan terkirim ke beberapa akun social media.

Jadi, seberapa galau kah kamu?

*hanya tulisan iseng hasil dari pengamatan pribadi.Jika ada kesamaan kejadian, sifat atau tokoh sebenarnya hanya kebetulan belaka. Itu berarti kamu termasuk penderita #galau. Ada yang mau nambahin?