“Selamat datang di bandara Internasional Sepinggan, Balikpapan", itulah sambutan dari pramugari Batavia Air tak lama setelah roda pesawat menyentuh landasan pacu beberapa tahun lalu saat pertama kali tiba di Kalimantan.
Samarinda sebagai kota tujuan ternyata tak seburuk dugaan saya sebelumnya, bukan hutan belantara namun sudah menjadi kota dengan bangunan modern. Kisah ini pernah saya tuangkan dalam buku Samarinda Bekesah dan Samarinda Under Attack.
Selama di kota ini ada suka yang menjadi duka, ada duka yang menjadi cinta ada pula harapan yang berujung PHP. Semua ada! Samarinda dengan segala problemantikanya tak menyurutkan cinta warganya. Meski menjadi kota seribu sungai, mereka masih bertahan.
Semoga kota yang semakin tua ini mampu berbenah menjadi kota yang lebih nyaman, para wakil rakyat mampu melaksanakan tugas dengan baik serta mampu menggunanak duit rakyat dengan efektif untuk kepentingan rakyat pula.
Dirgahayu ke-346 kota Samarinda.