Jape Methe

Apurie's Blog
Membaca sebuah nama di salah satu judul dalam buku Samarinda Bekesah yang tertulis Mariatul Kibtiah membuatku mengerutkan kedua alis, sebuah nama yang asing bagiku. Namun, ketika membaca bagian akhir dari tulisan tersebut baru ngeh kalau nama tersebut merupakan si empunya pemilik nama Kaka Akin. 
 
Bagi blogger Samarinda, nama Kaka Akin bukanlah nama yang asing karena pemilik blog try2bcoolnsmart.wordpress.com ini merupakan blogger aktif baik daring maupun luring.

Atas kenaikan harga BBM jenis premium dan solar beberapa waktu lalu, pemerintah memberikan kompensasi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat sebesar Rp150.000 untuk masyarakat miskin. Entah apa yang dimaksud dengan 'sementara', padahal dampak kenaikan harga BBM tentunya bukan hanya sementara.


Apakah besaran uang Rp.150.000/bulan per keluarga selama 'hanya' 4 bulan mencukupi? Cukup atau kurang sepertinya warga miskin mamang harus menerima apa adanya. Semoga bantuan Rp.150.000 itu tidak dialokasikan untuk pembelanjaan di sektor ROKOK! #eh

(gambar : merdeka.com)

Negeri jiran Malaysia dan Singapura sedang direpotkan oleh asap kiriman dari Indonesia yang berasal dari asap kebakaran lahan di Riau. Keindahan lanskap Singapura tertutup oleh asap.

Di Indonesia, langkah serius mengatasi persoalan asap ini tidak begitu tampak. Seolah terlihat menunggu hujan yang akan memadamkannya. Indonesia memang negara kaya, sampai asap pun diekspor ke Singapura dan Malaysia. :)

Masyarakat tak hanya direpotkan oleh urusan asap, di Indonesia rencana kenaikan harga BBM jenis solar dan premium tentu akan merepotkan banyak pihak. Tentu saja, kenaikan harga BBM akan memengaruhi harga berbagai bahan pokok.

Masyarakat Singapura dan Malaysia tentu dibuat repot dengan urusan asap kiriman, tetapi rakyat Indonesia lebih repot dengan urusan perut yang (akan) kian mahal. Sabar!

(gambar dari Wikipedia)

Akses internet bukan menjadi barang mewah pada era teknologi seperti sekarang ini. Akses internet bisa didapat melalui modem USB yang portable. Namun apa jadinya bila akses internet terkendala oleh sinyal yang empot-empotan?

Kuat tidaknya sinyal tergantung dari beberapa faktor seperti letak geografis, jaringan provider, kemampuan modem, penghalang sinyal sepeti bangunan tinggi dan lainnya.
Nah, pengalaman saya di rumah mendapatkan sinyal yang naik-turun dengan letak geografis yang di tengah kota, padahal sebelumnya sinyalnya stabil. Mungkin karena bangunan baru bertingkat di depan rumah yang menjadi penghalang sehingga sering hanya dapat jaringan EDGE, GSM dan bahkan cuma dapat GPRS.

Belanda yang pernah menjadi bagian sejarah Indonesia kembali datang ke bumi pertiwi. Bukan untuk menjajah melainkan untuk melawan permainan sepakbola timnas Indonesia.

Belanda masih jauh, begitu kata orang terdahulu. Melihat peringkat FIFA terllihat ketimpangan. Belanda di posisi ke-5 sedangkan Indonesia ada di posisi ke-170! Tak mengherankan ketika pertandingan semalam berakhir dengan kemenangan untuk tim Belanda 3 gol tanpa balas.

Kekalahan tim Indonesia atas tim Belanda ini tak berarti apa-apa bila dibandingkan dengan jeritan penikmat jengkol dan petai. Mereka harus mengalah mengganti menu favorit dengan yang lain gara-gara harga jengkol per kilogram meroket. Jengkol yang terkesan murahan pun kini tak lagi murah.

Masalah masih berlanjut di babak kedua, rencana kenaikan harga BBM akan mendorong naiknya harga kebutuhan pokok di pasaran. Belum lagi di masa injury time yang bertepatan dengan bulan Ramadan dan lebaran yang biasanya memengaruhi harga sembako.

Rakyat kian menjerit. Kalau sudah begini apa masih pantas berkata, "Belanda masih jauh."?

Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home