Sebut saja danau bekas tambang di Loa Bakung, gunung Steling yang pas buat menikmati matahari terbenam, dan yang baru-baru nge-hits yakni Bukit Tanjung di daerah Lempake, Samarinda.
"Jalan, yuk"
"Ke mana?"
"Ngopi-ngopi di kafe"
"gak doyan kopi eh"
#gagalpaham
Kopi dan kehidupan sosial, jika dihubung-hubungkan ada relevansi di antara keduanya. Kopi dapat membangun hubungan sosial atau bahkan menciptakan hubungan sosial yang baru. Aktivitas ngopi menjadi 'kambing hitam' untuk sekadar hangout bareng teman.
Tren ngopi di kafe pernah menjadi andalan bagi sebagian masyarakat Samarinda terutama para remajanya yang doyan nongkrong dan bergaul. Indikatornya adalah jumlah kafe yang hadir bak jamur di musim penghujan, di sepanjang jalan Juanda misalnya terdapat berbagai macam tongkrongan ala kafe dengan berbagai konsep dan fasilitas andalannya. Itu dulu.
Pada akhirnya kafe-kafe tersebut perlahan rontok dan menyisakan beberapa yang mampu bertahan. Mungkin mereka lelah menghadapi persaingan :)
Hiatus, terdengar seperti kosakata dalam bahasa Sunda (dan awalnya pun saya anggap begitu) sampai akhirnya saya menyadari ternyata kata ini ada dalam bahasa Inggris.
Bagi blogger lama yang sudah sejak era keemasannya blog (baca :tua), istilah hiatus sering digunakan entah karena memang lagi masa rehat atau sekadar ikutan tren.
Dengan alasan sibuk aktivitas offline, ga punya ide nulis, malas atau apapun yang bisa menjadi alasan untuk hiatus.