Atas kenaikan harga BBM jenis premium dan solar beberapa waktu lalu, pemerintah memberikan kompensasi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat sebesar Rp150.000 untuk masyarakat miskin. Entah apa yang dimaksud dengan 'sementara', padahal dampak kenaikan harga BBM tentunya bukan hanya sementara.
Apakah besaran uang Rp.150.000/bulan per keluarga selama 'hanya' 4 bulan mencukupi? Cukup atau kurang sepertinya warga miskin mamang harus menerima apa adanya. Semoga bantuan Rp.150.000 itu tidak dialokasikan untuk pembelanjaan di sektor ROKOK! #eh
(gambar : merdeka.com)
Negeri jiran Malaysia dan Singapura sedang direpotkan oleh asap kiriman dari Indonesia yang berasal dari asap kebakaran lahan di Riau. Keindahan lanskap Singapura tertutup oleh asap.
Di Indonesia, langkah serius mengatasi persoalan asap ini tidak begitu tampak. Seolah terlihat menunggu hujan yang akan memadamkannya. Indonesia memang negara kaya, sampai asap pun diekspor ke Singapura dan Malaysia. :)
Masyarakat tak hanya direpotkan oleh urusan asap, di Indonesia rencana kenaikan harga BBM jenis solar dan premium tentu akan merepotkan banyak pihak. Tentu saja, kenaikan harga BBM akan memengaruhi harga berbagai bahan pokok.
Masyarakat Singapura dan Malaysia tentu dibuat repot dengan urusan asap kiriman, tetapi rakyat Indonesia lebih repot dengan urusan perut yang (akan) kian mahal. Sabar!
(gambar dari Wikipedia)
Belanda yang pernah menjadi bagian sejarah Indonesia kembali datang ke bumi pertiwi. Bukan untuk menjajah melainkan untuk melawan permainan sepakbola timnas Indonesia.
Belanda masih jauh, begitu kata orang terdahulu. Melihat peringkat FIFA terllihat ketimpangan. Belanda di posisi ke-5 sedangkan Indonesia ada di posisi ke-170! Tak mengherankan ketika pertandingan semalam berakhir dengan kemenangan untuk tim Belanda 3 gol tanpa balas.
Kekalahan tim Indonesia atas tim Belanda ini tak berarti apa-apa bila dibandingkan dengan jeritan penikmat jengkol dan petai. Mereka harus mengalah mengganti menu favorit dengan yang lain gara-gara harga jengkol per kilogram meroket. Jengkol yang terkesan murahan pun kini tak lagi murah.
Masalah masih berlanjut di babak kedua, rencana kenaikan harga BBM akan mendorong naiknya harga kebutuhan pokok di pasaran. Belum lagi di masa injury time yang bertepatan dengan bulan Ramadan dan lebaran yang biasanya memengaruhi harga sembako.
Rakyat kian menjerit. Kalau sudah begini apa masih pantas berkata, "Belanda masih jauh."?