Lebih dari satu dekade lalu, spontanitas dari beberapa teman membawa kami menuju negeri jiran Singapura untuk sekadar cuci mata dan sebagai pelarian dari rutinitas selama sepekan.
"Besok Minggu ke Singapura yuk!"
"Ayuk, ajakin yang lain juga biar rame jalan-jalannya"
Singkat cerita, bermodalkan nekat tanpa persiapan yang matang kami bertolak dari pelabuhan penyebrangan Sekupang, Batam dengan menebus tiket penyebrangan Pinguin seharga SGD 35 (?) pergi-pulang.
"Ayuk, ajakin yang lain juga biar rame jalan-jalannya"
Singkat cerita, bermodalkan nekat tanpa persiapan yang matang kami bertolak dari pelabuhan penyebrangan Sekupang, Batam dengan menebus tiket penyebrangan Pinguin seharga SGD 35 (?) pergi-pulang.
Sesampainya di World Trade Center, Singapura kami tak punya tujuan pasti. Maunya ke Merlion Park tapi entah nyasar ke mana. Naik bis entah tujuan mana dan turun di antah berantah di sebuah pasar loak.
Maklum, pada masa itu perkembangan informasi dan teknologi belum sepesat sekarang. Ponsel masih layar monokrom, internet hanya tersedia di warnet dengan kecepatan yang tak sekencang sekarang. Informasi yang didapat tentang Singapura tak banyak, hasilnya kami masuk ke Singapura bagaikan masuk ke hutan tanpa kompas atau tanpa survival kit. Bodoh!
Maklum, pada masa itu perkembangan informasi dan teknologi belum sepesat sekarang. Ponsel masih layar monokrom, internet hanya tersedia di warnet dengan kecepatan yang tak sekencang sekarang. Informasi yang didapat tentang Singapura tak banyak, hasilnya kami masuk ke Singapura bagaikan masuk ke hutan tanpa kompas atau tanpa survival kit. Bodoh!
Hasilnya bisa ditebak, acara jalan-jalan yang benar-benar jalan kaki. Sialnya, kamera analog dengan film negatif pun ngambek. Rusak! Kami berheti di sebuah taman sekadar menghabiskan waktu sambil menunggu jadwal kepulangan feri penyebrangan.
Berbeda dengan pengalaman pertama kami di luar negeri yang serba gratis, fasilitas dan akomodasi penuh, pengalaman yang ini benar-benar terkesan bodoh! :)
Hahaha.. itulah mengapa kalau aku mendingan travelling pakai jasa travel yg bayar lebih mahal tapi tujuan wisatanya jelas. :D
ReplyDeleteWalaupun belum pernah sih. Tapi kepingin banget.
tergantung sih, kalo mau dapet feel-nya ya enakan mandiri, kalo cuma yang penting nyampe ya pake travel agent
DeleteSantai saja mas. Saya juga suka nyasar-nyasar di negeri orang meski sudah pakai peta. Lebih sensasional dan tak konvensional.
ReplyDelete