“Tak sedikit dari mereka tak menyadari betapa dekatnya mereka dengan garis finish saat mereka memutuskan untuk menyerah”
Sederhana dan bermakna, selama kita tak berjuang selama itu pula kita takkan pernah bisa melihat garis finish.
Filosofi perjuangan sepertinya tertanam di benak seorang Cristiano Ronaldo. Cerita berawal ketika Ronaldo berselisih dengan Wayne Rooney – teman satu timnya di Manchester United - di lapangan hijau saat Inggris berhadapan dengan Portugal di Piala Dunia Jerman 2006 lalu. Saat itu Rooney di kartu merah oleh wasit setelah terprovokasi sikap Ronaldo. Seusai piala dunia berakhir, cerita tak berakhir di Jerman saja. Setelah insiden itu, publik Inggris menjadikan Ronaldo sebagai musuh nomor satu, tak terkecuali di Old Trafford kandang Manchester United. Cemoohan sering didapatkannya, bahkan saat membawa bola saat pertandingan, Ronaldo terus-menerus diteriaki booooo oleh supporter.
Situasi yang tak mendukung membuat Ronaldo berkeinginan untuk hengkang dari daratan Inggris. Dan bak gayung bersambut, agen Ronaldo mendapatkan tawaran dari klub-klub elit Eropa lainnya. Tapi rupanya Sir Alex Ferguson segera pasang badan tak ingin ‘permata’nya pergi. Bujukan, rayuan dan motivasi diberikan kepadanya agar lebih bertahan dengan kondisi itu. Wejangan Fergie tampaknya berhasil, Ronaldo menyatakan masih ingin membela The Red Devil. Sejak saat itu Ronaldo bak kuda yang mendapat cambukkan untuk berlari lebih cepat dan membalikkan situasi yang dulu menjadi No.1 public enemy pasca piala dunia sekarang menjelma menjadi pujaan no.1. Penghargaan demi penghargaan diraihnya, PFA Player of The Year, PFA Young Player of The Year adalah dua dari sekian banyak penghargaan yang diraihnya.
Torehan golnya pun bisa dibilang fantastis untuk ukuran seorang winger. Total 25 gol dia ciptakan untuk MU di berbagai ajang musim ini. Torehannya itu bahkan melewati pencapaian para pemain depan MU seperti Wayne Rooney atau Carlos Tevez.
Sejenak akupun berpikir, seandainya saat itu Ronaldo memutuskan untuk menyerah dan hengkang dari Manchester United tentu ceritanya lain lagi. Dia tak akan melihat sebuah garis finish seperti sekarang ini, dan sepertinya akan ada lagi garis finish yang lainnya.
Berkaca dari kisah tersebut, masihkah kata ‘menyerah’ terdapat di sampul depan lembar kehidupan kita? 2008 baru saja hadir, sambut lembar kehidupan yang baru dengan rasa optimisme……