Bagi sebagian traveler (sebagian kecil atau sebagian besar) setuju jika proses lebih menarik daripada hasil, cerita selama menempuh perjalanan biasanya lebih berkesan.
Beberapa perkiraan meleset, perjalanan ke Woodlands dari stasiun Bugis ternyata memakan waktu sekitar 45 menit dari prediksi 20 menit dengan melewati setidaknya 14 stasiun pemberhentian. Jam menunjukkan jam 10.25 dan masih beberapa stasiun pemberhentian lagi. Pun dari Woodlands MRT Station masih dilanjutkan dengan bus ke Stasiun Woodlands.
Jam 11 malam kurang sekian menit, tibalah di stasiun dan disambut antrean penumpang yang menunggu boarding ke kereta.
Loket adalah tujuan kami, dan petugasnya sudah bersiap untuk pulang. Tutup!
Lemas, karena bakalan kehilangan waktu 6-8 jam. Kembali ke penginapan di kota juga tak memungkinkan karena budget penginapan yang bakalam membengkak. Akhirnya diputuskan untuk tidur di mana aja di sekitar stasiun menunggu jadwal keberangkatan esok harinya.
Jam 11 malam kurang sekian menit, tibalah di stasiun dan disambut antrean penumpang yang menunggu boarding ke kereta.
Loket adalah tujuan kami, dan petugasnya sudah bersiap untuk pulang. Tutup!
Lemas, karena bakalan kehilangan waktu 6-8 jam. Kembali ke penginapan di kota juga tak memungkinkan karena budget penginapan yang bakalam membengkak. Akhirnya diputuskan untuk tidur di mana aja di sekitar stasiun menunggu jadwal keberangkatan esok harinya.
Menggelandang, tidur di depan toko yang telah tutup dengan alas kardus dari sebuah swalayan yang buka 24 jam.
Karena kurang nyaman dengan keamaman, kami bergantian jaga hingga toko tersebut memulai aktivitas pagi sekitar pukul 5.30 waktu setempat.
Karena kurang nyaman dengan keamaman, kami bergantian jaga hingga toko tersebut memulai aktivitas pagi sekitar pukul 5.30 waktu setempat.
Sebelum jam 6.30 kami sudah berada di depan loket untuk memastikan mendapatkan tiket untuk jadwal jam 08.30. Setengah jam menunggu, loket dibuka dan kami dibuat shock dengan kabar tiket pagi itu untuk kelas ekonomi habis dan menyisakan kelas bisnis yang harganya mencapai 2x lipat!
Petugas yang sepertinya sedang ngedrama coba memberikan solusi dengan meminta kami untuk menunggu info gerbong tambahan. Hampir sejam menunggu akhirnya tiket ekonomi pun tersedia. Berangkat..!
Selalu ada yang pertama, ini pertama kali naik kereta lintas negara dan pertama kali menggelandang di negara orang. Sisi baiknya adalah setidaknya kami punya cerita dan pengalaman yang tak kalah serunya dibandingkan dengan cerita di tempat tujuan wisata. Ya, proses itu adalah perjalanan yang memberikan kesan menuju hasil akhir.
Salam ransel
Salam ransel
wuiih.. jian..tenanan ik.. le... turu.. beratapkan langit..hihihihi
ReplyDeletengemper om...
Deleteduh kirain aku aja yang jadi gelandangan di negri orang :))
ReplyDeletewaaaahhh..ada temennya...
DeleteBenar, Mas. Kadang proses perjalanan yang berat itulah yang berkesan ketimbang tujuan akhirnya. Salam ransel.
ReplyDeleteitulah nikmatnya backpacking :)
Deletesalam ransel juga, jadi kepingin traveling lagi. Btw, untung ora udan ya. Nek udan bakalan super duper bingung
ReplyDeletenek udah pindah nang njero toko ")
Deletesalam ransel
April 2015? Sepertinya typo deh, Mas :)
ReplyDeleteceritanya bikin senyum
iya typo, sudah diperbaiki *ngantuk
Deletethanks
Waaa... kok tidur diluar mas. di alam bebas...
ReplyDeletebersatu dengan alam...ceritanya :p
DeleteAwas lho, ntar masuk angin. Hihi
DeleteEyaampuun, beneran tiduran di emperan :D
ReplyDeleteKeren bro....Oya enakan tidur dibandara :-D
ReplyDeleteThe Presidents Executive SPA and Karaoke Purwokerto, Relaksasi dengan suasana yang nyaman plus therapis cantik dan asik, pokoknya pelayanannya oke laah dan ada room karaokean nya juga looh.... highly recommended in a town!!! , North Purwokerto, Banyumas Regency, Central Java www.thepresidentspa.com
ReplyDelete