Iblis Masuk di Sajadah Panjang

Iblis Masuk di Sajadah Panjang

 

Sajadah merupakan alas yang biasa digunakan untuk shalat baik di rumah, mushola maupun masjid. Sebagian besar masjid menggunakan karpet sebagai alas untuk shalat, dan tak jarang ditemukan karpet panjang yang bermotifkan sajadah layaknya sajadah yang disambung membentang (baca : sajadah panjang).

sa·ja·dah n alas yg digunakan untuk salat, berupa karpet dsb berukuran kecil, kurang lebih 80 x 120 cm

Sajadah Panjang

Bentangan sajadah panjang ini cukup praktis dan dekoratif. Namun dibalik kelebihannya itu tersimpan ‘celah keamanan’ bagi iblis untuk mengganggu kesempurnaan shaf.

Bagaimana bisa? kita lihat saja, karpet bermotifkan sajadah ini memberikan default template dengan ukuran tetap bagi jamaah untuk menempati shaf dalam barisan. Bukan tidak mungkin bagi sebagian orang merasa area pribadinya berada di dalam kotak template sajadah ini.

Kerapatan shaf dalam hal untuk kesempurnaan shaf mulai berkurang, jarak antara makmum menjadi renggang. Kalaupun kita mengabaikan kotak-kotak sajadah panjang ini dan berusaha merapat ke makmum kanan atau kiri, belum tentu makmum lain melakukan hal yang serupa.

Bisa diamati saat rakaat pertama jarak antara makmum sedikit merenggang, namun jarak antara makmum menjadi lebar tatkala memasuki rakaat kedua. Dan parahnya sang makmum tidak sudi untuk bergeser untuk menyempurnakan safnya.

Memang gerakan-gerakan di luar tuntunan shalat bisa mengakibatkan batalnya shalat, namun pengecualian untuk tujuan penyempurnaan shaf. Jangankan cuma bergeser saat shalat berlangsung, bahkan maju selangkah berpindah baris pun diperbolehkan sepanjang dalam rangkan untuk menyempurnakan saf yang kosong.

Hal yang sama terjadi ketika ukuran sajadah yang digunakan melebihi lebar badan makmum. Akibatnya antara makmum bisa terdapat rasa canggung, tidak enak ketika menempelkan sajadahnya di atas sajadah sebelahnya atau sekedar merapat ke sajadahnya.

Bagaimana solusinya untuk menciptakan kesempurnaan shaf? Hal yang mendasar adalah kesadaran dan perilaku makmum untuk merapatkan saf dan berani mengingatkan makmum lain untuk sekedar berkata “Pak, geser sedikit!”
Kalaupun memakai sajadah panjang hendaknya musala memakai karpet polos bermotifkan garis horisontal sebagai penanda baris saf.

4 comments:

  1. masalah saf ini memang dimana-mana sepertinya sudah sama saja... kadang kepikiran kalau ego manusia itu sudah lebih tinggi sekali dari dulu

    ReplyDelete
    Replies
    1. entah siapa yang punya ide disain sajadah besar dan sajadah panjang seperti itu...
      Sbenernya masih bisa diakalin sepanjang pemakainya menyadari 'kesalahan' ini..
      cukup mengabaikan sistem pengotakan tersebut..

      Delete
  2. manstab... menambah sisi religi saya... di tunngu artikel berikutnya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. selamat datang..semoga bermanfaat..silakan follow ...

      Delete

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya..

Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home