Rokok Membunuhmu, sebuah kalimat yang hadir mengiringi iklan atau pun yang disematkan di setiap kemasan rokok. Lebih berani dan lebih tegas daripada Peringatan pemerintah : merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin.
Secara perlahan rokok dapat membunuh kesehatan, tak hanya bagi perokok aktif, perokok pasif pun ikut terkena dampak dari rokok. Kamu rela istrimu yang sedang hamil terpapar asap rokokmu? Kamu rela anakmu yang masih kecil mengisap asap rokokmu? Jika iya, kamu egois!
Bagi perokok, selalu ada alasan untuk menolak fakta-fakta tersebut dengan mengatasnamakan kenikmatan atau inspirasi. Dan, bahkan ada yang beranggapan kalau nanti penikmat rokok berkurang, produsen rokok akan tutup dan akan menimbulkan masalah pengangguran! Hmmm..tumben peduli sama nasib pekerja industri rokok, sedangkan kepada diri sendiri saja kurang peduli.
Bersumber dari majalah detik com, salah satu perusahaan rokok kretek di Lumajang, Jawa Timur terpaksa gulung tikar karena permintaan rokok kretek yang cenderung menurun. Ribuan pekerja harus menerima kenyataan kehilangan pekerjaan.
Sekitar 4.900 buruh tersebut harus menjalani seleksi alam akibat dari sesuatu yang mengalami pembaruan. Tren rokok kretek tergantikan oleh rokok filter dengan pangsa pasar yang lebih luas, remaja dan dewasa.
sumber : majalah detik |
Tema Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2014 adalah Raising Taxes on Tobacco. Rokok akan menjadi barang mahal layaknya di Singapura, Amerika atau Jepang. Keren? Saya yakin di Indonesia tidak akan mengalami penurunan konsumen secara signifikan atau bahkan penutupan pabrik rokok jika bea cukai rokok dinaikkan. Rokok akan tetap diburu, berapapun harganya. Harga rokok naik, kemungkinan akan ada inovasi baru dari rokok seperti pengurangan ukuran, kuantitas tembakau atau bahkan akan ada rokok yang sekali isap langsung habis?
Saya kembali yakin untuk mengurangi jumlah penikmat rokok tidak mudah, dan akan lebih mudah merayu calon penikmat baru melalui iklan dan jargon yang menggoda selera. Yang saya harapkan adalah meningkatnya perokok yang cerdas, tahu waktu dan tempat jika ingin merokok, bertanggung jawab terhadap asap, abu dan puntung rokok, serta menghargai hak non-perokok.
Pajak naik, harga pasti naik, pada saatnya itu sama saja membunuh industri rokok secara perlahan. Seperti itu kah? Rokok (memang) membunuhmu!
Alhamdulillah, ulun kada merokok :)
ReplyDeleteMampir jualah di blog saya
Alhamdulilah. Sudah hampir lima tahun ini saya berhenti merokok—meskipun karena tuntutan lingkungan :)
ReplyDeleteAku gak ngrokok sendiri di antara keluarga besar keturunan Mbah Ibrahim yg jumlahnya ratusan itu (yg selalu berkumpul pas lebaran tiba).
ReplyDeletePernah dibujuk untuk ngerokok karena ngrokok itu bisa menyaring polusi udara yg ditimbulkan oleh asap kendaraan.
WOT??? logika darimana itu?