Jalan Berlubang Menuju Bontang

Jalan Berlubang Menuju Bontang

Karakteristik jalan poros dari Samarinda ke luar daerah sepertinya sudah bisa ditebak. Kalau gak berbukit, berliku atau belum teraspal.

Jalan berlubang
Pertengahan Mei lalu saya berkesempatan 'mengarungi' jalanan poros Samarinda-Bontang yang menurut cerita sih lebih ada greget daripada jalan berliku ke Balikpapan. Ini akan menjadi pengalaman perjalanan terjauh naik motor ke luar kota selama ini demi sebuah destinasi wisata nan wah bernama Beras Basah!

Katanya, pesona pantai ataupun pemandangan bawah lautnya bagus banget untuk dinikmati sehingga kelelahan perjalanan naik motor pun akan sepadan.
Saya simpan cerita mengenai Beras Basah dan kembali ke perjalanan menuju Bontang.

Tantangan mengendarai motor menuju Bontang naik 100% tatkala mengetahui jadwal keberangkatan dari Samarinda sore hari. Itu artinya akan melalui malam hari di tengah hutan in the middle of no where :) Pesan teman saya yang hafal dengan rute tersebut cuma berpesan, "Hati-hati, jalannya banyak lubang."
That's the point, banyak jebakan!

Dikarenakan kondisi si Juprie yang meragukan untuk dibawa perjalanan jauh setelah perawatan dan perbaikan dealer yang kurang memuaskan, Frisca dengan baik hati menawarkan Yuki putihnya untuk ditunggangi bareng menembus 3 jam perjalanan bersama 2 orang teman dengan Beat merahnya.

Sepertiga perjalanan masih bisa dikuasai karena masih hafal medan, selebihnya mengandalkan insting lelaki! Jalanan berkelok, berbukit dan...pada suatu daerah akan menemukan jalan berlubang serta jalanan belum beraspal. Jalanan yang begini bisa jadi PHP, dan saya jadi korban PHP.

Untuk medan seperti ini memang lebih asyik menunggangi motor matic karena lebih stabil menghadapi jalanan PHP. Tatkala sedang menikmati akslerasi dan kecepatan tiba-tiba ada lubang. Saat sedang akslerasi di tanjakan, di ujung tanjakan sudah menunggu lubang besar. Saat bersiap mendahului mobil atau truk, terpaksa deakslerasi untuk menghindari lubang. PHP!
 
Memang harus butuh ketrampilan dan fisik yang prima terutama pada malam hari.
Lebih dari 3 jam perjalanan dilalui termasuk istirahat salat magrib di masjid  Guntung Lai dan refuel di SPBU Kenari, akhirnya jalan mulus dalam kota Bontang menyambut. Pelabuhan Tanjung Laut adalah pemberhentian terakhir untuk berkumpul sebelum berangkat menuju pulau Beras Basah malam itu juga.
 
Selesai?
Belum!
 
Masih ada 3 jam berikutnya untuk perjalanan pulang ke Samarinda. Dan perjalanan malam-lagi-sukses menghajar lubang setidaknya 2 kali. #pukpuk Yuki. Walau begitu, ternyata yang dibonceng sukses tertidur di atas motor lebih dari separuh perjalanan. Kidding me? Seriously?
 
Kapok?
Tidak!
Belum! Demi Beras Basah (lagi)

Karena cerita Beras Basah terlalu seru untuk ditulis dalam satu judul, maka akan ada saatnya cerita itu disajikan dengan cara yang berbeda.
Traveling is Possible..!

6 comments:

  1. Demi hamparan pasir putih, jalan penuh ranjau lubang pun diterjang. Anda layak dapat bintang! :D

    ReplyDelete
  2. Bukan cuma bintang laut! Bulu babi juga!

    ReplyDelete
    Replies
    1. eh kalau di liat-liat bulu babi itu cute loh mbak. :D

      Delete
  3. penasaran foto jalan yang berlubangnya xixixiix

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya..

Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home