Di balik sebuah produk hebat terdapat kisah yang panjang, tak terkecuali dengan hidangan in-flight meal yang disajikan dalam setiap penerbangan Garuda Indonesia. Makanan yang disajikan ternyata memiliki cerita behind the scene yang menarik dengan melewati proses produksi yang begitu ketat, standar keamanan, kenyamanan dan standar kualitas rasa yang bertaraf internasional.
Melalui program Media Trip Garuda Indonesia Facilities yang diadakan oleh Garuda Indonesia Balikpapan beberapa waktu lalu, saya dan rombongan yang terdiri dari rekan-rekan media cetak, elektronik dan online berkesempatan mengunjungi Aerofood ACS di bawah bendera PT Aerofood Indonesia, anak perusahaan Garuda Indonesia yang melayani kebutuhan catering penerbangan Garuda Indonesia.
Di hari kedua program Media Trip Garuda Indonesia Facilities, rombongan tiba di gedung Aerofood ACS yang berada di kawasan bandara Soekarno-Hatta dan disambut oleh Bapak Marsiman, kepala training Aerofood ACS yang akan memandu kami selama field tour.
Bp. Marsiman menerima rombongan Media Trip yang dipimpin Ecky Lazuardi (Garuda Indonesia Balikpapan) |
Sebelum mengajak ke-14 orang dalam rombongan masuk ke area pabrik beliau mengingatkan bahwa dilarang mengambil gambar selama field tour. Artinya kamera saku atau DSLR wajib ditinggal. Sayang memang, tapi atas nama etika untuk kerahasiaan Aerofood ACS, tak ada keluhan dari teman-teman lainnya.
Gedung Aerofood ACS |
Memasuki ruang pabrik dengan lantai cat warna hijau dan garis kuning membawaku mengingat ke suatu masa. Suatu masa yang...ah sudahlah! Oke, saya pernah menghabiskan waktu lebih dari 8 jam sehari di ruangan seperti ini.
Setiap orang yang masuk ke ruang produksi diwajibkan mengenakan baju khusus, tutup kepala dan masker mulut untuk sterilisasi.
Marsiman mulai menjelaskan beberapa tahap prosedur mulai dari bahan baku masuk, proses produksi hingga makanan sudah siap menuju ke loading dock sebelum dibawa ke pesawat.
Marsiman mulai menjelaskan beberapa tahap prosedur mulai dari bahan baku masuk, proses produksi hingga makanan sudah siap menuju ke loading dock sebelum dibawa ke pesawat.
Field tour dimulai dari incoming store, departemen yang menangani datangnya bahan baku yang akan dibutuhkan dalam proses produksi.
Lanjut ke bagian food store terdapat beberapa bagian di antaranya ruang penyimpanan makanan dan minuman kaleng yang luasnya menyerupai toko grosir.
Lanjut ke bagian food store terdapat beberapa bagian di antaranya ruang penyimpanan makanan dan minuman kaleng yang luasnya menyerupai toko grosir.
Kemudian Marsiman menghentikan langkah di sebuah pintu ruangan bernama meat room. Ruangan ini adalah ruangan penyimpanan daging dengan beberapa tingkatan temperatur. Beliau berujar, belum dianggap pernah megunjungi Aerofood ACS bila belum pernah masuk ke ruangan ini.
Oke, tantangan diterima!
Dan namanya juga meat room, dinginnya luar biasa, antara -18 sampai -30 derajat celcius. Dilihat dari thermometer digital yang tertempel di atas pintu, suhu ruangan aktual menunjukkan angka -22. Wow! Peserta rombongan tampak menikmati suhu ruangan yang dinginnya pake banget.. :)
Oke, tantangan diterima!
Dan namanya juga meat room, dinginnya luar biasa, antara -18 sampai -30 derajat celcius. Dilihat dari thermometer digital yang tertempel di atas pintu, suhu ruangan aktual menunjukkan angka -22. Wow! Peserta rombongan tampak menikmati suhu ruangan yang dinginnya pake banget.. :)
Di bagian ini terdapat pula penyimpanan bumbu masakan yang secara eksklusif dimiliki oleh Aerofood ACS untuk Garuda Indonesia. Artinya bumbu tersebut tidak dijual bebas di pasaran. Sepertinya bumbu rahasia.
Melanjutkan field tour, kami dibawa ke beberapa ruangan tempat menyajikan menu western, menu Korea dan Jepang. Aerofood ACS sendiri tidak hanya menangani maskapai Garuda Indonesia, tapi juga dipercaya mengelola in-flight meal maskapai flag carrier asing seperti Thai airways, Emirates, Korean air dan banyak lagi, untuk itu makanan yang diproduksi disesuaikan dengan pesanan maskapai.
Proses panjang di balik seporsi makan siang ini |
Marsiman menambahkan, Aerofood ACS dapat memproduksi 50 ribu porsi per hari saat low season dan memproduksi hingga 110 ribu porsi per hari pada peak season. Untuk men-supply kebutuhan Garuda Indonesia sendiri Aerofood ACS melayani jasa in-flight meal 185 penerbangan Garuda Indonesia per hari.
Di bagian produksi terdapat beberapa bagian produksi yang secara terpisah menangani dan mempersiapkan menu makanan sesuai pesanan. Di sini terdapat Pastry and Bakery, Cold Kitchen, Hot Kitchen dan Butcher. Di sini juga terdapat ruang untuk penyajian makanan penumpang first class yang terpisah dengan economy class. Tahu kenapa dipisah? Ono rego ono rupo!
Marsiman menjelaskan, perbedaan in-flight meal kelas ekonomi, kelas bisnis dan first class terletak pada menu dan penyajiannya. Bila pada kelas ekonomi hanya terdapat 2 menu, pada kelas bisnis terdapat 3-4 menu pilihan. Sedangkan untuk first class penumpang akan dilayani oleh chef on board yang memungkinkan penumpang first class memesan menu sesukanya (on demand).
Sehelai rambut seharga 2 juta Rupiah!MTSU, Meal Tray Set Up begitulah istilah untuk proses penyajian makanan yang siap loading. Di MTSU, makanan ditempatkan pada tray sesuai dengan standar peletakan makanan (loading diagram) maskapai. Bila susunannya berbeda dengan standar maskapai, maka maskapai yang bersangkutan akan mengajukan complain.
Terlihat sepele kan?
Ya, untuk perihal pelayanan Aerofood meberlakukan standar tinggi. Bahkan jika ada foreign object yang ditemukan oleh penumpang, Aerofood ACS dikenakan denda oleh Garuda Indonesia sebesar Rp. 2 juta per item. Benda-benda yang disebut sebagai foreign object yakni berbagai benda-benda asing seperti rambut, plastik, kuku, isi stapler, kecoa, semut, lalat hingga paku!
2 juta rupiah gara-gara sehelai rambut!
Terlihat sepele kan?
Ya, untuk perihal pelayanan Aerofood meberlakukan standar tinggi. Bahkan jika ada foreign object yang ditemukan oleh penumpang, Aerofood ACS dikenakan denda oleh Garuda Indonesia sebesar Rp. 2 juta per item. Benda-benda yang disebut sebagai foreign object yakni berbagai benda-benda asing seperti rambut, plastik, kuku, isi stapler, kecoa, semut, lalat hingga paku!
2 juta rupiah gara-gara sehelai rambut!
Di bagian terakhir, rombongan dibawa ke ruangan penyimpanan peralatan makan. Di sinilah beberapa maskapai asing menitipkan inventori perlengkapan kepada Aerofood ACS. Perlengkapan seperti sendok, garpu, gelas, hingga troli/penyimpanan makanan dipersiapkan untuk menyajikan hot meal pada jadwal berikutnya.
Di sini bisa diketahui beberapa maskapai besar yang menggunakan jasa Aerofood ACS seperti Thai Airways, China Airlines, Chatay Pacific, Emirates, Yamen Airways, Eva Air, Philippine Airlines, Singapore Airlines, Qantas, ANA, Japan Airlines dan beberapa maskapai sewa seperti Pelita Air dan Airfast Indonesia.
Marsiman mengungkapkan bahwa profit terbesar untuk maskapai asing datang dari Japan Airlines, dan mereka menyewa ruang penyimpanan 2 x lipat lebih besar dari maskapai lain.
Sejak berdiri sejak tahun 1974, kini Aerofood ACS telah mengantongi sertifikasi ISO 9001:2015 yang selalu diperbarui setiap 5 tahun sekali. Untuk mendukung proses produksi, Aerofood ACS mempekerjakan 2.145 karyawan yang terbagi dalam 3 shift kerja selama 24 jam 7 hari seminggu.
Media Trip Garuda Indonesia Facilities field tour berakhir di storage room maskapai Japan Airlines. Rombongan kembali ke lobi sebelum beranjak dari gedung Aerofood ACS. Sebagai pelengkap dari field tour ini, Marsiman memberikan bekal cemilan roti menu in-flight meal. Lumayan buat ganjal perut.
Sebuah field tour menarik di balik seporsi hot meal daging yang kupesan saat penerbangan GA567 dengan Airbus 330-200 sehari sebelumnya. Untungnya kemarin saya tidak menemukan foreign object :)
Sebelum pulang foto bareng dulu. Ada yang paling manis di sini, rotinya! :)Foto : Tribunkaltim, Fransina. |
Media Trip Garuda Indonesia Facilities sponsored by Garuda Indonesia (@IndonesiaGaruda, @Garuda_BPN) and supported by Blogger Samarinda (@BloggerSmr)
|
oo.. jadi untuk urusan catering, garuda punya anak perusahaan.. Kirain pesan dari Bu Lek tetangga.... :D
ReplyDeleteacil sebelah kada kawa jar pesanan 100 ribu porsi :)
DeleteWow, aku sering nemu batu di nasi nanakan ibukku, wah bisa dapat 1 juta nih seharusnya dari ibukku..
ReplyDelete*duike mbahe*
wah durhaka..! :)
DeleteOh.. Begitu toh.. Berarti standarnya dijaga banget ya.. :)
ReplyDeletesudah pasti..
Delete