Corat marut persepakbolaan nasional bagaikan benang kusut. Kompetisi tertinggi sepakbola Indonesia semakin berantakan. Di era kepemimpinan Nurdin Halid muncul liga tandingan LPI yang menjanjikan membawa angin segar perubahan persepakbolaan nasional.

Anggapan kompetisi menjadi ladang bisnis tak sepenuhnya salah bahkan klub-klub peserta kompetisi diharuskan setor keuntungan dari penjualan tiket laga kandang sebesar 10%. Di saat klub mati-matian mencari dana sponsor karena tak lagi didukung APBD, kini malah dipalak. Kalau sudah begini dan begini terus harapan memajukan sepakbola nasional tinggal mimpi. Profesionalitas pengurus LPI menjadi tanda tanya besar, seperti logo baru LPI.
Benarkah Djohar Arifin itu boneka Arifin Panigoro? :(
ReplyDeleteSangat disayangkan. :(