Jape Methe

Apurie's Blog


Era digital mewakili bentuk dari  kemajuan jaman yang semakin canggih. Seyogyanya semua ini memberikan manfaat yang mempermudah suatu kegiatan.

Yang ini adalah contoh digitalisasi yang terekam dalam lensa selama penerbangan TG 433 BKK-CGK

in-flight entertainment

in-flight entertainment
kalau yang beginian bisa bikin nyaman dan betah selama perjalanan. Meskipun malam sebelumnya kurang tidur gara-gara ‘tersesat’, sayang rasanya kalau selama penerbangan hanya untuk tidur. Enjoy aja….

 

in-flight entertainment

in-flight entertainment

 

 

 

 

 

Teknologi (semacam) real time position memungkinkan penumpang mengetahui posisi pesawat saat itu juga. Data penerbangan pun bisa dilihat dari layar kecil ini. Film dan lagu pilihan bisa dinikmati selama penerbangan. Tutorial bahasa asing pun bisa dipelajari dari fasilitas ini.

wheel camera

Tak ada lagi ‘ritual’ yang biasa diperagakan oleh awak kabin sebelum take off, semuanya tergantikan di layar besar ini melalui tayangan video.

Penumpang akan disajikan pemandangan di luar pesawat saat take off dan landing melalui kamera di roda depan pesawat. (Kalau ga salah untuk Airbus seri terbaru ada kamera di bagian ekor)

Flight Data  
Altitude 11889 m
Dist to des 478 km
Dist traveled 1937 km
Ground speed 880 km/h
Outside temp -52 oC
Headwind 56 km/h
Tailwind 43 km/h
   

(Sekedar berbagi, maklum yang beginian ga ada di penerbangan domestik :p )


Melengkapi jajaran keluarga Revo, Honda meluncurkan Revo Techno AT. Ini bukan skuter bebek seperti kebanyakan sepeda motor matic. Ini adalah sepeda motor bebek Revo versi matic.

Di Revo matic ini, Honda mengusung teknologi sistem Fuel Injection baru generasi ketiga dengan penambahan sensor O2 dan catalytic converter yang mendukung teknologi yang ramah lingkungan.
Dengan hadirnya genre baru bebek matic ini, Honda menambah daftar 'koleksi' motor matic setelah sebelumnya meluncurkan skuter bebek Scoopy. Bagi yang berminat Revo Techno AT ini dilepas dengan harga kisaran Rp. 15,8 juta

 Wave 110i AT

(Gambar : Honda Wave 110i AT (versi Thailand), diambil dari http://www.aphonda.co.th)

How to Get Satellite Phone

Bagi penggemar game Mafia Wars di Facebook, bermain di seri New York, Cuba dan Moscow tidaklah cukup. Seri Bangkok menawarkan tugas-tugas yang lebih menantang dibandingkan dengan 3 seri sebelumnya.

MW Bangkok

Di beberapa job diperlukan beberapa peralatan yang tidak bisa didapatkan dengan membeli secara tunai dengan uang Baht. Salah satunya adalah Satellite Phone, bila memiliki cukup banyak Reward Point (RP) bisa membeli 10 buah Satelite Phone dengan menebus 20 RP. Hm, cukup mahal.

Untuk menghemat Reward Point, Satellite Phone bisa didapatkan dengan mudah. Caranya? Cukup pergi ke Episode 3 (Pirate) > Chapter 2 dan kerjakan tugas Hijack a Boat Load of Electronics. Satellite Phone akan didapatkan dengan rasio 1:1, artinya setiap mengerjakan 1 kali akan mendapatkan 1 buah Satellite Phone. Berdasarkan pengalaman, rasio ini bisa berubah menjadi 2:1 atau 3:1 saat ada promo double bonus.

satellite phone

Hijack a Boat Load of Electronics

Selamat berperang…

Berburu oleh-oleh cenderamata merupakan akhir cerita dari setiap perjalanan wisata. Buah tangan cinta untuk orang terdekat maupun keluarga seolah menjadi hal yang wajib.
Saya kurang begitu paham dengan oleh-oleh khas Thailand, namun cenderamata yang bisa dibawa pulang dari negeri Gajah Putih ini biasanya kaos bernuansa Thailand seperti bendera Thailand, gambar Gajah, gambar alat transportasi Tuk-Tuk, Grand Palace dan yang lainnya.

oleh-oleh ThailandBila sempat mampir mengunjungi Grand Palace, di depan pintu masuk terdapat pedagang kaki lima yang menjajakan aneka cenderamata untuk dibawa pulang. Alternatif lainnya bisa berkunjung ke pusat perbelanjaan MBK Center di kota Bangkok. Dapatkan informasinya melalui brosur MBK Center di hotel atau tanyakan resepsionis, jangan sampai waktu terbuang karena tersesat.

 

MBK Center

Sesampainya di MBK Center silakan menuju ke lantai 6 tempat pusat kerajinan Thailand. Berbagai jenis tanda mata tersedia mulai dari gantungan kunci, kaos, miniatur patung budha, hiasan meja dan lain sebagainya.

Dibandingkan dengan harga di luar, harga di sini tergolong lebih mahal, namun harga tersebut masih bisa ditawar. Saran saya, bila memungkinkan bersikap ramah dan bercanda dengan penjual tak ada salahnya. (Dari obrolan saya dengan salah seorang penjual, beliau berkeluh kesah tentang dampak usahanya yang merosot tajam akibat dari situasi politik Bangkok yang berujung kerusuhan).

Di tempat ini pula saya berhasil mengaplikasikan jurus jitu tawar-menawar yang saya miliki.

 (pic MBK Center taken from http://mbk-center.co.th)

Sungai Chao Phraya mengingatkan saya akan sungai Mahakam di Kalimantan, khususnya di Samarinda yang mempunyai lebar sungai yang hampir sama. Bedanya, Chao Phraya River berhasil diberdayakan menjadi komoditas wisata di Bangkok. Bila berencana berwisata ke Bangkok, Chao Phraya River bisa menjadi referensi tempat tujuan wisata.
Ada apa di Chao Phraya River? Kesempatan makan malam di atas kapal yang melintasi sungai menjadi salah satu daya tariknya. Tak hanya wisatawan asing, wisatawan lokal pun banyak saya jumpai. Bila tertarik silakan datang ke dermaga kapal ini. Ada beberapa perusahaan penyedia tur sungai ini, salah satunya terdapat di River Side. Datang saja ke River Side Hotel pada sore hari. Jam keberangkatan kapal sekitar pukul 19.00. Atur jadwal senyaman mungkin dan pertimbangkan lalu lintas kota Bangkok yang macet pada jam-jam pulang kantor.

chao phraya river

Menikmati The Grand Palace, ‘Keraton-nya’ Bangkok
Wat Phra Kaew, dalam bahasa Inggris disebut Temple of the Emerald Buddha mempunyai nama lengkap Wat Phra Sri Rattana Satsadaram yang menjadi landmark kota Bangkok adalah sebuah komplek bangunan yang berada di Bangkok, Thailand. Pada abad ke-18 sampai pertengahan abad ke-20 tempat ini digunakan sebagai tempat para pejabat tinggi dan Raja Thailand. Komplek ‘keraton-nya- Bangkok ini seluas 218.000 m2 dan dikelilingi tembok sepanjang 1.900 meter.
welcome
Wat Phra Kaew (yang kemudian dikenal dengan The Grand Palace) bisa ditempuh dengan taksi dengan biaya sekitar 120 Baht (sekitar Rp. 34.000) dari Pradipat Road. Beberapa supir taksi tidak mengenal nama Grand Palace, saran saya gunakan istilah Wat Phra Kaew, atau tunjukkan peta wisata Anda.

grand palace

Hanya dengan 350 Baht (sekitar Rp. 98.000) per orang kita bisa mengelilingi komplek (untuk penduduk lokal/Thai tidak dikenakan biaya). Di pintu masuk, pengunjung disediakan peta dan informasi seputar Grand Palace secara cuma-cuma. Tempat ini dibuka setiap hari dari pukul 08.30 hingga 16.30. Tiket dijual di loket hingga pukul 15.30
Setelah selesai, jangan lewatkan pernak-pernik, kaos dan souvenir lainnya yang dijual pedagang di depan pintu keluar Grand Palace.

Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home