Ujian Akhir Nasional bagi siswa/i SMU telah berakhir, sebuah perjuangan untuk menembus sebuah predikat kelulusan. Berkaca dari apa yang sudah terjadi, tampaknya tradisi kebocoran soal kali ini masih saja terjadi meskipun untuk aturannya lebih diperketat. Seorang guru Matematika mendapatkan sebuah SMS jawaban soal ujian dan setelah dicocokkan, jawaban di SMS tersebut benar dengan prosentase 100%!. Masihkah pihak terkait menyangkal akan kebocoran soal ujian ini?
Kebutuhan! Tahun-tahun sebelumnya pihak sekolah sendiri (beberapa) disinyalir ikut bermain kotor dengan membenarkan jawaban siswa, tujuannya adalah menyelamatkan nama sekolah. Kalau banyak yang ga lulus bisa turun pamor, kalo lulus 100% image nama sekolah bisa menjual, syukur-syukur bisa dapet award dari pusat.
Awal minggu ini saatnya pelajar SMP untuk memperjuangkan masa depannya, tentunya semoga tak ada kebocoran soal lagi. Namun sepintar-pintarnya polisi lebih pintar malingnya, sebuah software anti virus bisa berkembang karena ulah oknum yang menyebarkan virus. Murid bukanlah virus, bukan pula maling, namun biasanya punya banyak jalan untuk ‘nyontek’. Ini semua kembali ke sisawanya, mau bermain bersih atau ikut-ikutan tradisi nyontek?
Tulis di tisu, kertas kecil, modus pergi ke kamar kecil, kertas di balik rok, contekan di paha nan mulus, hingga menulis di kertas kosong bekas tindisan yang tak kasat mata. Apakah yang seperti ini masih berlaku? Entahlah, ini bukan jamanku lagi. Apakah ada yang termasuk pencontek? (udah ngaku aja deh…) Di antara modus di atas, kamu termasuk yang mana? Ato punya modus yang lain?